Saturday, September 7, 2013

KASIHAN ORANG INDONESIA


















Begitu banyak Kepemilikan Asing yang masuk di Sektor ini”  Mana lebih penting RAKYAT INDONESIA Atau INVESTOR ASING

 
BAB XIV
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Negara BUMN saat itu, Mustafa Abubakar, dalam keterangan tertulis di sidang uji materi UU nomor 30/2009 menafsirkan “dikuasai oleh negara” berarti negara sebagai regulator, fasilitator, dan operator yang secara dinamis menuju negara hanya sebagai regulator dan fasilitator.
Sementara MK Menafsirkan berusaha menyimpulkan begini:
“Pemilikan saham Pemerintah dalam badan usaha yang menyangkut cabang produksi yang penting bagi negara dan/atau yang menguasai hajat hidup orang banyak dimaksud, dapat bersifat mayoritas mutlak (di atas 50%) atau bersifat mayoritas relatif (di bawah 50%) sepanjang Pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas relatif tersebut secara hukum tetap memegang kedudukan menentukan dalam pengambilan keputusan di badan usaha dimaksud.”
Dengan pijakan tafsiran itu, maka pantas saja jika lembaga penafsir konstitusi itu menolak uji materi terhadap UU nomor 30/2009. Rupanya, paradigma berfikir yang dominan di Mahkamah Konstitusi adalah liberalisme.

Tafsiran terhadap pasal 33 UUD 1945 itu sebetulnya tidak perlu, jikalau semua orang bisa memahami penjelasan pasal pasal 33 UUD 1945 sebelum perubahan, yang berbunyi: “Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang-seorang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasinya. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh di tangan orang-seorang”.

“SEMANGAT HUGO CHAVEZ “
Sosialisme bagi Presiden Hugo Chavez bukan sekedar retorika. Dia menerapkannya dalam jiwa dan kehidupan negara dia pimpin, Venezuela.

Ini mungkin merupakan pencapaian terbesar abad ini dimana semua orang ramai-ramai berubah haluan menjadi kapitalis, Chavez menjadi mimpi buruk bagi barat dengan membentang mimpi dunia baru dan memenangkan sosialis dalam pertaruhan ideologi, seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (6/3).

Chavez dengan yakin mengembalikan dasar keyakinan sosialis terhadap negara yakni nasionalisasi aset asing mengelola sumber daya alam Venezuela terutama minyak serta emas. Reuters mencatat setidaknya hampir 14 perusahaan asing berhasil dinasionalisasi dan memberikan untung bagi rakyat negara itu.

Nasionalisasi ini menjadi alasan kuat Chavez lantaran di pemerintahan sebelumnya sangat minim perusahaan asing memberikan kesejahteraan pada Venezuela. Kemandirian ekonomi dan pemerintah dalam mengelola sumber daya untuk hajat hidup orang banyak menjadi bukti presiden bertubuh tambun ini tidak main-main dalam programnya. Dia pun berhasil menentukan harga-harga bahan pokok murah untuk rakyatnya termasuk minyak dengan mengacuhkan harga miyak dunia.

Tak kurang dari perusahaan raksasa macam Exxon Mobil dan ConocoPhilips sudah disita asetnya oleh Venezuela. Ini belum seberapa Chevron, perusahaan gas Williams Cos, perusahaan makanan Amerika Serikat Cargill Inc, perusahaan pupuk nitrogen Fertinitro, bank Spanyol dengan merek Bank Venezuela dari Grup Santander, perusahaan semen Swiss Holcim, Cemex Meksiko, perusahaan tambang emas Rusoro Mining milik Rusia, perusahaan telekomunikasi Verizon Communications berbasis di Amerika, produsen listrik swasta AES, perusahaan kapal feri milik taipan lokal, hingga pantai dan pulau di Venezuela, semua sudah dinasionalisasi yang memberikan keuntungan besar untuk menyejahterakan rakyat negara itu.

Tak salah jika hasil nasionalisasi perusahaan asing dan kepemilikan pribadi ini Chavez mampu membuat biaya kesehatan, pendidikan, hingga rumah tinggal menjadi sangat murah bagi kaum miskin. Bahkan ada swalayan khusus menyediakan kebutuhan pangan untuk kaum papa dan disubsidi langsung dari pemerintah. Ini membuat kapitalis gigit jari.

Meninggalnya Chavez mungkin bakal membuat perubahan dalam kebijakan ekonomi dan politik, tergantung dari siapa penggantinya kelak. Jika Wakil Presiden Nicolas Maduro benar-benar terpilih bukan tidak mungkin kebijakan sosialis ini diteruskan, namun penerapan di masyarakat tentu akan berbeda mengingat sepak terjang Maduro belum sehebat Chavez.

REFF”
Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/tak-berkategori/20110715/makna-%E2%80%9Cdikuasai-oleh-negara%E2%80%9D-dalam-pasal-33-uud-1945.html
Artikel http://www.merdeka.com/dunia/chavez-tundukkan-barat-dengan-nasionalisasi.html
 

No comments:

Post a Comment